Senin, 31 Januari 2011

50 Manfaat doa dan dzikir (mengingat Allah)

Manfaat doa dan dzikir banyak sekali, bisa mencapai seratus lebih. Kami sebutkan sebagian diantaranya: 1. Mendatangkan
keridaan Allah swt 2. Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya 3. Menghilangkan
kesedihan dan kemuraman hati 4. Mendatangkan
kegembiraan dan ketenteraman hati 5. Menguatkan hati dan badan 6. Membuat hati dan wajah berseri 7. Melapangkan rizki 8. Menimbulkan
kharisma dan percaya diri 9. Menumbuhkan rasa cinta yang merupakan ruh Islam, menjadi inti agama, poros kebahagiaan dan keselamatan. Dzikir merupakan pintu cinta, dan jalan untuk itu sangat agung dan lurus 10. Menumbuhkan
perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga
mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan. Dia beribadah kepada Allah dan Allah melihat dirinya secara langsung. Tetapi orang yang lalai untuk berdzikir tidak akan sampai kepada kebajikan,
sebagaimana orang hanya duduk saja tidak akan sampai ke tempat tujuan 11. Membuahkan
ketundukan, yaitu berupa kepasrahan diri kepada Allah dan kembali kepada-Nya. Selagi dia lebih banyak kembali kepada Allah dengan cara menyebut asma-Nya, maka dalam keadaan seperti apa pun dia akan kembali kepada Allah dengan hatinya, sehingga Allah menjadi tempat mengadu dan tempat kembali, kebahagiaan dan kesenangannya, tempat bergantung tatkala senang dan mendapat bencana atau musibah 12. Membuahkan
kedekatan kepada Allah. Seberapa jauh dia melakukan dzikir kepada Allah, maka sejauh itu pula kedekatannya kepada Allah, dan seberapa jauh ia lalai melakukan dzikir, maka sejauh itu jarak yang memisahkannya
dengan Allah 13. Membukakan pintu yang lebar dari berbagai pintu ma'rifat
[1]. Semakin banyak dia berdzikir, maka semakin lebar pintu ma'rifat yang terbuka baginya 14. Menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan memuliakan-Nya 15. Membuatnya selalu ingat Allah, sebagaimana Allah berfirman yang artinya "Karena itu, ingatlah kamu kepada-
Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu .." (Al- Baqarah: 152) 16. Membuat hati menjadi hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata "Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka bagaimana keadaan yang akan terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?" 17. Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan
santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan
santapannya. Suatu kali kami (Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah) menemui Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang sedang melaksanakan shalat subuh. Seusai shalat ia berdzikir kepada Allah hingga hampir pertengahan siang. Pada saat itu ia menoleh ke arahku seraya berkata "Inilah santapanku. Andaikan aku tidak mendapatkan
santapan ini, tentu kekuatanku akan hilang."
Syaikhul Islam juga pernah berkata kepada kami: "Aku tidak akan meninggalkan dzikir, kecuali dengan niat memang itulah yang dikehendaki oleh jiwaku atau karena aku ingin istirahat. Istirahat ini artinya persiapan bagiku untuk melakukan dzikir berikutnya." 18. Membersihkan hati dari karatnya. Segala sesuatu ada karatnya dan karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan untuk membersihkan karat ini adalah dengan taubat dan istighfar 19. Menghapus kesalahan dan
menghilangkannya.
Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung. Sementara kebaikan dapat menyingkirkan
keburukan 20. Menghilangkan
kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai tentu akan dihantui kerisauan antara dirinya dengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dzikir. 21. Takbir (Allahu Akbar), tasbih (Subhanallah), tahmid
(Alhamdulillah) dan tahlil (Laa ilaaha illallah) yang diucapkan hamba saat berdzikir akan mengingatkannya saat
dia ditimpa kesulitan 22. Hamba yang mengenal Allah swt dengan cara berdzikir di saat lapang, menjadikan dirinya tetap mengenal-Nya saat menghadapi kesulitan, dan Dia akan mengenalnya di saat ia mengalami kesulitan 23. Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari keburukan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan diri dari adzab Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Muadz bin Jabal radhiallahu'anhu
"Tidak ada amal yang dilakukan anak Adam yang lebih menyelamatkannya
dari adzab Allah, selain dari dzikir kepada- Nya" (Hadits Shahih, HR. Ahmad, At- Tirmidzi, Ibnu Majah) 24. Menyebabkan
turunnya ketenangan, datangnya rahmat dan para malaikat mengelilingi orang yang berdzikir, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw (HR. Muslim dan selainnya) 25. Dzikir menyibukkan lisan agar tidak melakukan ghibah, adu domba, dusta, kekejian dan kebathilan.
Sudah selayaknya bagi seorang hamba ketika berbicara atau berkata,
hendaknya berkata yang baik atau diam. Ia harus menjauhkan ghibah (membicarakan
aib orang lain), dusta (bohong), menghasut, berkata-kata yang keji, memfitnah, dan hal-hal yang diharamkan Allah. Oleh karena itu dia harus membersihkan lisannya dengan banyak berdzikir.
Siapa yang membiasakan lidahnya
untuk berdzikir, maka lidahnya lebih terjaga (selamat) dari kebathilan dan perkataan sia-sia. Namun, siapa yang lidahnya tidak pernah mengenal dzikir, maka kebathilan dan kekejian banyak terucap dari lidahnya. 26. Majelis dzikir merupakan majelis para Malaikat, sedangkan majelis kelalaian dan permainan merupakan majelis syaitan. Hendaklah seorang hamba memilih, mana yang lebih dia sukai dan yang lebih dia prioritaskan
(utamakan). Karena dengan begitulah dia akan menentukan tempat di dunia dan di akhirat. 27. Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang yang berdzikir. Dan banyak berdzikir membuat seseorang terhindar dari sifat nifaq 28. Dengan berdzikir kepada Allah, maka pelakunya akan merasa bahagia, begitu pula dengan orang yang dekat dengannya. Dialah orang yang senantiasa mendapatkan
keberkahan. Tetapi orang yang lalai, dia akan senantiasa gundah karena kelalaiannya, begitu pula orang yang dekat dengannya 29. Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan di hari Kiamat karena majelis yang di dalamnya tidak terdapat dzikir kepada Allah akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat 30. Berdzikir kepada Allah sambil meneteskan air mata dikala sendiri akan menjadi perlindungan bagi pelakunya dari panasnya matahari di padang Mahsyar pada hari Kiamat karena dia dilindungi oleh 'Arsy Allah. Sementara orang lain yang tidak berdzikir kepada Allah akan tersengat oleh panasnya matahari pada saat itu 31. Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah, namun paling agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah merupakan gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah. 32. Dzikir merupakan tanaman Surga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh At- Tirmidzi dari hadits 'Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: "Rasulullah saw bersabda: 'Pada malam aku diisra'kan, aku bertemu Ibrahim Al- Khalil, seraya berkata kepadaku: 'Hai Muhammad,
sampaikanlah salamku kepada ummatmu dan beritahukanlah kepada
mereka bahwa Surga itu bagus tanahnya, segar airnya, dan bahwa Surga itu merupakan kebun, sedangkan
tanamannya adalah ناحبس هللا , دمحلاو هلل , الو هلا الا هللا , هللاو
ربكا "Mahasuci Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Allah dan Allah maha besar." (Silsilah Al-Ahaadits Ash- Shahihah no.105). Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan gharib.
Dia juga meriwayatkan dari Abu Az-Zubair dari Jabir dari Nabi saw beliau bersabda: "Barangsiapa
mengucapkan ناحبس ِهللا
ِمْيِظَعْلا
ِدْمَحِبَو 'Mahasuci Allah yang Maha Agung, aku memuji-Nya, maka ditanamkan baginya pohon kurma di Surga." Menurut At- Tirmidzi, hadits ini hasan shahih (Hadits Shahih, Shahih At- Tirmidzi) 33. Pemberian dan karunia yang dilimpahkan karena dzikir ini tidak pernah dilimpahkan karena amal yang lain. Di dalam Ash- Shahihain disebutkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mengucapkan ال هلا الا هللا هدحو كيرشال هل , هل كلملا هلو دمحلا وهو ىلع لك ئش
ريدق 'Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah
yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu' (sebanyak) seratus kali dalam sehari, maka dia mendapat pahala seperti pahala membebaskan sepuluh budah wanita, ditetapkan baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan dan
hal itu menjadi perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari, dan tidak ada seorangpun yang membawa sesuatu yang lebih baik daripada apa yang dibawa oleh orang itu, kecuali orang yang melakukannya lebih banyak
lagi' (HR.Bukhari, Muslim).
Dari Abu Hurairah ra dia berkata "Rasulullah saw bersabda: 'Aku mengucapkan ناحبس هللا , دمحلاو هلل , الو هلا الا هللا , هللاو
ربكا Maha suci Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Allah dan Allah Mahabesar,' lebih kusukai daripada terbitnya
matahari" (HR. Muslim, At-Tirmidzi)
Dari Tsauban ra, bahwa
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang pada pagi dan sore hari mengucapkan ُتيضر هللاب ًابر , مالسإلابو ًانيد ، دمحمبو ىلص هللا هيلع ملسو ًايبن 'Aku ridha kepada Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad saw sebagai Nabiku,' maka ada hak atas Allah untuk meridhainya "(Hasan, At-Tirmidzi).
Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang masuk pasar seraya mengucapkan ال هلا الا هللا هدحو ال كيرش هل , هل كلملا هلو دمحلا يحي تيميو وهو يح ال تومي هديب ريخلا وهو ىلع لك ئش ريدق 'Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian, Yang menghidupkan dan mematikan, Dia hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Mahaberkuasa atas segala sesuatu',
Maka Allah menetapkan baginya sejuta kebaikan, menghapus sejuta kesalahan dan meninggikan baginya sejuta derajat" (Hasan, HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan yang lainnya) 34. Terus menerus berdzikir kepada Allah membuat hati seseorang tidak melalaikan Allah, dan lalai mengingat Allah swt adalah sebab penderitaan hamba di dunia dan di akhirat. Siapa saja yang melalaikan Allah swt, maka ia akan lalai terhadap diri dan kemaslahatannya dan ia akan binasa.
Allah swt berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang- orang yang fasiq" (Al- Hasyr: 19)
"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, 'Ya Rabbku, mengapa Engkau
menghimpunku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah orang yang melihat? Allah berfirman: 'Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan" (Thaahaa: 124-126).
Artinya, engkau dilupakan dalam kubangan adzab, sebagaimana engkau melupakan ayat-ayat- Ku dan tidak mau mengamalkannya.
Berpaling dari mengingat Allah juga membuatnya
berpaling dari ingat apa yang diturunkan- Nya atau mengingat apa yang diturunkan Allah di dalam Kitab- Nya. Akibatnya lebih lanjut, dia lupa terhadap hal-hal yang telah disebutkan Allah dalam Kitab-Nya, lupa terhadap Asma'-Nya, sifat-sifat, perintah, anugrah dan nikmat- nikmat-Nya. Ini semua
sebagai akibat berpaling dari Kitab Allah. Dengan kata lain, "Siapa yang berpaling dari Kitab- Ku, tidak mau membacanya, tidak mendalaminya, tidak memahaminya dan tidak
mengamalkannya,
maka hidup dan kehidupannya akan menjadi sempit dan dia
akan senantiasa tersiksa" Hal ini berbeda dengan orang-
orang yang mendapatkan
kebahagiaan dan keberuntungan.
Kehidupan mereka di dunia merupakan kehidupan yang sangat
menyenangkan, dan di akhirat mereka mendapatkan pahala.
Allah berfirman yang artinya: "Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (An-Nahl: 97)
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya.
(Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai pada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat" (Huud:3).
"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku
yang beriman, bertakwalah kepada Rabb kalian'. Orang- orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.
Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (Az-Zumar:10) 35. Dzikir senantiasa menyertai hamba sekalipun dia berada di tempat tidur, di pasar, saat sehat, saat sakit, saat mendapat kenikmatan dan kesenangan, saat menderita dan mendapat cobaan, bahkan dzikir itu menyertai hamba pada
setiap saat. 36. Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang berdzikir di dunia, cahaya baginya di kuburan, cahaya baginya di tempat kembalinya,
menerangi saat berlalu di atas Ash-Shirath, dan tidak ada yang bisa menyinari kubur dan hati melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah. Allah swt berfirman yang artinya "Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang mereka kerjakan" (Al- An'aam:122) 37. Dzikir merupakan pangkal landasan jalan manusia secara umum dan kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan jalan baginya untuk melakukan dzikir, berarti telah dibukakan jalan untuk menuju Allah. 38. Di dalam hati ada suatu celah yang sama sekali tidak bisa disumbat kecuali dengan dzikir. Jika dzikir merupakan semboyan hati dan ia juga mengingatkan jalan yang seharusnya ditempuh, maka inilah dzikir yang disebut dengan dzikir yang dapat menutupi celah, sehingga manusia menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena keturunan, dan disegani bukan karena kekuasaan. Namun, jika ia lalai berdzikir kepada Allah, maka keadaannya menjadi sebaliknya, ia miskin sekalipun hartanya banyak, hina sekalipun
memegang kekuasaan,
dan tidak dipandang sekalipun keluarganya mapan. 39. Dzikir dapat menghimpun yang bercerai berai dan menceraiberaikan
yang terhimpun, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Apa yang tercerai berai dalam hati hamba dapat dihimpun, seperti kehendak dan hasratnya. Siksaan yang paling pedih ialah jika apa yang ada di dalam hatinya itu tercerai berai. Hatinya hidup dan merasakan kenikmatan jika kehendak dan hasrat hatinya berhimpun menjadi satu 40. Dzikir menggugah hati dari keadaan yang selalu tidur dan membangunkannya
dari keadaan yang selalu mengantuk. Jika hati selalu tidur dan mengantuk, maka ia kehilangan sekian banyak keuntungan, yang berarti akan mengalami kerugian. Jika ia tersadar dan menyadari apa yang lolos dari tangannya selama tidur itu, maka dia akan merasa sangat menyesal, lalu berusaha
menghidupkan sisa umurnya dan mencari apa yang lolos dari tangannya. Tidak ada yang bisa membangkitkan
dirinya dari keadaannya kecuali dzikir. Sesungguhnya kelalaian itu merupakan tidur yang nyenyak 41. Dzikir yang intinya tauhid merupakan sebatang pohon yang membuahkan
pengetahuan dan keadaan yang dapat dilalui oleh orang- orang yang menuju kepada Allah. Tidak ada cara untuk mendapatkan
buahnya kecuali dari pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, maka ia akan banyak menghasilkan buah 42. Orang yang berdzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat dengan-Nya dan Allah bersamanya. Kebersamaan ini bersifat khusus, bukan kebersamaan karena bersanding, tetapi kebersamaan karena kedekatan, cinta, pertolongan dan taufiq.
Allah berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa..."(An-
Nahl:128)
"...Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al- Baqarah:249)
"...Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat kebajikan" (Al-' Ankabuut: 69)
"Janganlah engkau bersedih hati, karena sesungguhnya Allah beserta kita." (At- Taubah: 40).
Karena kebersamaan ini, orang yang melakukan dzikir mendapatkan bagian yang melimpah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi: "Aku bersama hamba-Ku selagi dia mengingat- Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku "(Hadits Shahih, HR. Ibnu Majah, Ahmad, Al-Hakim, Ibnu Hibban) 43. Sesungguhnya di dalam hati itu ada kekerasan yang tidak bisa dicairkan kecuali dengan berdzikir kepada Allah. Maka, kekerasan hati seorang hamba harus diobati dengan berdzikir kepada-Nya. 44. Dzikir merupakan penyembuh dan obat penyakit hati. Hati yang sakit hanya bisa disembuhkan dengan berdzikir kepada Allah. Imam Makhul berkata: "Mengingat Allah itu merupakan kesembuhan dan mengingat manusia itu merupakan penyakit" 45. Dzikir mendatangkan shalawat Allah dan para Malaikat-Nya. Siapa yang mendapatkan
shalawat Allah dan para malaikat, maka dia adalah orang yang sangat beruntung.
Allah berfirman yang artinya: "Hai orang- orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia- lah yang memberi shalawat kepadamu dan Malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkanmu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman" (Al-Ahzab: 41-43).
Shalawat dari Allah dan para Malaikat-Nya ini merupakan sebab untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya 46. Dzikir kepada Allah dapat memudahkan kesulitan dan dapat meringankan beban yang berat. Kesulitan itu akan menjadi mudah, tatkala seseorang berdzikir dengan menyebut Nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi sesuai dengan syariat, maka yang berat dan yang sulit akan menjadi ringan dan mudah 47. Dzikir kepada Allah menyingkirkan segala ketakutan di dalam hati sehingga mendatangkan
perasaan aman bagi hati. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi orang yang takut kecuali dengan berdzikir kepada Allah, maka dengan dzikir akan hilang ketakutan itu. 48. Sesungguhnya dzikir kepada Allah akan memberikan kekuatan
bagi orang yang berdzikir, sehingga seakan-akan dengan dzikir itu dia mampu menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan
yang berat tanpa disangka-sangkanya.
Rasulullah saw pernah mengajari putrinya, Fathimah dan 'Ali bin Abi Thalib agar mereka bertasbih sebanyak 33 kali pada saat malam tatkala beranjak tidur, bertahmid 33 kali dan bertakbir 34 kali, tepatnya ketika Fathimah meminta seorang pembantu untuk membantu pekerjaannya dan mengadukan
pekerjaannya yang berat, karena harus menjalankan alat penggiling dan melaksanakan
berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Dan Rasulullah saw bersabda: "Yang demikian itu lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang hamba/
pelayan" (HR.Bukhari, Muslim) 49. Dzikir adalah pangkal syukur. Orang yang tidak berdzikir adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dzikir dan syukur adalah paduan kebahagiaan dan kejayaan. Allah swt menghimpun antara dzikir dan syukur dalam firman-Nya yang artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada- Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Al- Baqarah:152) 50. Termasuk dzikir kepada Allah; melaksanakan
perintah-Nya,
menjauhi larangan- Nya, dan melak
sanakan hukum-
hukum-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar