Minggu, 03 Oktober 2010

Kitab Takdir

Proses penciptaan
manusia dalam perut
ibunya dan penentuan
rezeki, ajal dan
amalnya serta
nasibnya sengsara
ataukah bahagia
Hadis riwayat Abdullah bin
Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sebagai orang
yang jujur dan dipercaya
bercerita kepada kami:
Sesungguhnya setiap individu
kamu mengalami proses
penciptaan dalam perut
ibunya selama empat puluh
hari (sebagai nutfah).
Kemudian menjadi segumpal
darah selama itu juga
kemudian menjadi segumpal
daging selama itu pula.
Selanjutnya Allah mengutus
malaikat untuk meniupkan
roh ke dalamnya dan
diperintahkan untuk menulis
empat perkara yaitu:
menentukan rezekinya,
ajalnya, amalnya serta
apakah ia sebagai orang
yang sengsara ataukah
orang yang bahagia. Demi Zat
yang tiada Tuhan selain Dia,
sesungguhnya salah seorang
dari kamu telah melakukan
amalan penghuni surga
sampai ketika jarak antara
dia dan surga tinggal hanya
sehasta saja namun karena
sudah didahului takdir
sehingga ia melakukan
perbuatan ahli neraka maka
masuklah ia ke dalam neraka.
Dan sesungguhnya salah
seorang di antara kamu
telah melakukan perbuatan
ahli neraka sampai ketika
jarak antara dia dan neraka
tinggal hanya sehasta saja
namun karena sudah
didahului takdir sehingga dia
melakukan perbuatan ahli
surga maka masuklah dia ke
dalam surga. (Shahih Muslim
No.4781)
Hadis riwayat Anas bin Malik
ra.:
Sesungguhnya Allah Taala
mengutus seorang malaikat di
dalam rahim. Malaikat itu
berkata: Ya Tuhan! Masih
berupa air mani. Ya Tuhan!
Sudah menjadi segumpal
darah. Ya Tuhan! Sudah
menjadi segumpal daging.
Manakala Allah sudah
memutuskan untuk
menciptakannya menjadi
manusia, maka malaikat akan
berkata: Ya Tuhan! Diciptakan
sebagai lelaki ataukah
perempuan? Sengsara
ataukah bahagia?
Bagaimanakah rezekinya?
Dan bagaimanakah ajalnya?
Semua itu sudah ditentukan
dalam perut ibunya. (Shahih
Muslim No.4785)
Hadis riwayat Ali ra., ia
berkata:
Kami sedang mengiringi
sebuah jenazah di Baqi
Gharqad (sebuah tempat
pemakaman di Madinah), lalu
datanglah Rasulullah saw.
menghampiri kami. Beliau
segera duduk dan kami pun
ikut duduk di sekeliling beliau
yang ketika itu memegang
sebatang tongkat kecil. Beliau
menundukkan kepalanya dan
mulailah membuat goresan-
goresan kecil di tanah
dengan tongkatnya itu
kemudian beliau bersabda:
Tidak ada seorang pun dari
kamu sekalian atau tidak ada
satu jiwa pun yang hidup
kecuali telah Allah tentukan
kedudukannya di dalam surga
ataukah di dalam neraka
serta apakah ia sebagai
seorang yang sengsara
ataukah sebagai seorang
yang bahagia. Lalu seorang
lelaki tiba-tiba bertanya:
Wahai Rasulullah! Kalau begitu
apakah tidak sebaiknya kita
berserah diri kepada takdir
kita dan meninggalkan amal-
usaha? Rasulullah saw.
bersabda: Barang siapa yang
telah ditentukan sebagai
orang yang berbahagia, maka
dia akan mengarah kepada
perbuatan orang-orang yang
berbahagia. Dan barang siapa
yang telah ditentukan
sebagai orang yang
sengsara, maka dia akan
mengarah kepada perbuatan
orang-orang yang sengsara.
Kemudian beliau melanjutkan
sabdanya: Beramallah! Karena
setiap orang akan
dipermudah! Adapun orang-
orang yang ditentukan
sebagai orang berbahagia,
maka mereka akan
dimudahkan untuk melakukan
amalan orang-orang bahagia.
Adapun orang-orang yang
ditentukan sebagai orang
sengsara, maka mereka juga
akan dimudahkan untuk
melakukan amalan orang-
orang sengsara. Kemudian
beliau membacakan ayat
berikut ini: Adapun orang
yang memberikan hartanya di
jalan Allah dan bertakwa, dan
membenarkan adanya pahala
yang terbaik (surga), maka
Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah.
Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa
dirinya cukup, serta
mendustakan pahala yang
terbaik, maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya
jalan yang sukar. (Shahih
Muslim No.4786)
Hadis riwayat Imran bin
Hushain ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya: Wahai
Rasulullah! Apakah sudah
diketahui orang yang akan
menjadi penghuni surga dan
orang yang akan menjadi
penghuni neraka? Rasulullah
saw. menjawab: Ya. Kemudian
beliau ditanya lagi: Jadi untuk
apa orang-orang harus
beramal? Rasulullah saw.
menjawab: Setiap orang akan
dimudahkan untuk melakukan
apa yang telah menjadi
takdirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar